Monday, December 31, 2007

Kita Hidup Dalam Lautan Ujian

Kita Hidup dalam Lautan Ujian
Penulis : Abu Luthfi Ar-Rasyid


Hidup ini memang tak lebih dari lembar demi lembar ujian, karena Allah SWT menjadikan seseorang sebagai ujian bagi sesamanya. Itulah yang Allah firmankan, "Dan Kami jadikan sebagian kalian ujian bagi sebagian yang lain.” (QS. Al-Furqan : 20), "Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan." (QS. Al-Baqarah (2) : 155).

Ibnul Qayyim mengatakan, bahwa kondisi ujian seperti ini akan dialami oleh setiap orang. Para Rasul diuji oleh yang didakwahinya. Diuji kesabarannya atas cacian mereka, diuji kemampuannya dalam menyampaikan risalah Allah. Kaum yang disampaikan ajaran oleh para Rasul itu juga diuji oleh dakwah yang disampaikan para Rasul. Diuji apakah mereka mentaati para Rasul, menolong, dan membenarkannya? Atau mereka malah mengkufuri, menolak, dan memeranginya?

Para ulama diuji dengan orang-orang bodoh. Apakah para ulama itu tetap mengajari, menasehati, dan sabar untuk mengajari mereka? Dan orang-orang bodoh juga diuji dengan adanya para ulama. Apakah mereka akan mentaati dan mengikuti para ulama? Kaum pria diuji dengan adanya kaum wanita. Dan sebaliknya wanita juga diuji dengan adanya kaum pria. Suami diuji dengan istrinya. Istri diuji dengan suaminya. Orang mukmin diuji dengan orang kafir. Orang kafir diuji dengan orang mukmin.

Ketahuilah juga bahwa kedudukan dan kehormatan yang kita nikmati itu adalah ujian. Pemimpin adalah ujian bagi rakyat dan rakyat adalah ujian bagi pemimpin, yang kuat adalah ujian bagi yang lemah dan yang lemah adalah ujian bagi yang kuat, yang kaya adalah ujian bagi yang miskin dan yang miskin adalah ujian bagi yang kaya, yang tampan adalah ujian bagi yang jelek dan yang jelek adalah ujian bagi yang tampan. Semua orang adalah ujian bagi sesamanya. "Dan Kami jadikan sebagian kalian ujian bagi sebagian yang lain."

Dengarkanlah sebuah syair yang dikutip oleh Ibnul Qayyim dalam kitab Miftah Darus Sa'adah, "Adakah orang yang sampai pada kedudukan yang terpuji, atau akhir yang utama. Kecuali setelah ia melewati jembatan ujian. Demikian kedudukan tinggi jika engkau ingin mencapainya. Naiklah ke sana dengan melewati jembatan kelelahan."

"Tiada sesuatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Luhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah." (QS. Al-Hadid (57) : 22).

Tinta pena telah mongering, lembaran-lembaran catatan ketentuan telah disimpan, setiap perkara telah diputuskan, dan takdir telah ditetapkan. Maka, "Katakanlah : Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami." (QS. At-Taubah (9) : 51).

Apa yang membuat kita benar tak akan membuat kita salah. Sebaliknya, apa yang membuat kita salah tidak akan membuat kita benar. Jika keyakinan tersebut tertanam kuat pada jiwa kita dan kukuh bersemayam dalam hati, maka setiap bencana akan menjadi karunia, setiap ujian menjadi anugerah, dan setiap peristiwa menjadi penghargaan dan pahala.

"Barangsiapa yang oleh Allah dikehendaki menjadi baik, maka ia akan diuji olehNya."

Wallahu a'lam.

No comments: